Senin, 19 Desember 2016

SEJARAH MASJID NUR RAHMAT SENDANG DUWUR

Wali Songo "Sunan Sendang Duwur & Karomah Memindah Masjid Dalam  Semalam" 

"...Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujaadalah : 11)
            Malam tiba. Nampak Sunan Sendang Duwur sedang melakukan sholat Tahajud, sementara itu dua laki-laki (Taruna dan Taruni) nampak mengendap-endap akan mencuri di lumbung pagi milik Sunan Sendang Duwur. Dua laki-laki itu nampak sombong dan senang karena mereka sangat lihai sebagai maling. Ia tidak sadar jika Sunan Sendang Duwur menatap mereka dari jauh. Mereka keluar dari lumbung, namun saat membawa beras itu, kian lama mereka merasa kian berat dan berat. Dua pencuri nampak keberatan dan terjatuh. Mereka penasaran dan membuka dua karung mereka. Ternyata isinya adalah ular yang sangat banyak. Dua pencuri menjerit ketakutan.
            Mendengar teriakan suara minta tolong, Warga berdatangan memukul kentongan dan mengepung Taruna dan Taruni. Warga nyaris menghakimi keduanya karena ternyata dalam POV warga, beras yang ada dalam karung itu. Taruna dan Taruni ngotot dalam beras itu adalah ular bahkan mereka sudah tergigit. Muncullah Sunan Sendang Duwur. Dengan tenang Sunan Sendang Duwur minta pada warga agar sabar. Sunan Sendang Duwur lalu bertanya pada Taruna dan Taruni apa benar mencuri. Taruna dan Taruni akhirnya mengaku. Dengan petuahnya, Sunan Sendang Duwur menyadarkan Taruna dan Taruni. Taruna dan Taruni sangat malu dan berjanji tidak akan mencuri lagi dan mau mengikuti segala ajaran Sunan Sendang Duwur, yang sudah menyelamatkan mereka dari kepungan warga. (Catatan : kisah aslinya Taruna dan Taruni adalah dari bangsa Jin yang di Islamkan oleh Sunan Sendang Duwur).
            Sejak itu, padepokan Sunan Sendang Duwur nampak ramai dipenuhi warga yang ingin menuntut ilmu pada Sunan Sendang Duwur. Sunan Sendang Duwur mengajak warga makan ketupat dan memberikan filosofis dari ketupat itu. Sunan Sendang Duwur mengajarkan papat (empat hal) yang harus dijauhi yakni judi, zina, minuman yang diharamkan dan mencuri barang milik orang lain. Taruna dan Taruni nampak malu mendengarkan petuah tersebut. Kata Sunan Sendang Duwur, jika papat (empat) hal itu dilanggar, jangan salahkan, Allah pasti akan memberikan azab kepada warga atau daerah itu.
            Ajaran Sunan Sendang Duwur yang dihapalkan oleh warga, ternyata membuat seorang Kepala Desa Sarimbit, bernama Raden Jinggo yang terkenal sombong penasaran. Raden Jinggo yang selama ini memberikan ajaran pada warganya bahwa hidup ini harus dinikmati dengan apapun karena hidup hanya sekali, berkata siapapun yang ikut ajaran Sunan Sendang Duwur, dia adalah orang bodoh. Untuk apa menyiksa diri hanya untuk beribadah? Sebaiknya hidup sekali ini untuk senang-senang saja. Raden Jinggo sangat benci pada warganya yang melalukan sholat karena merasa sholat itu ritual yang tidak ada untungnya. Raden Jinggo sangat membenci syiar Sunan Sendang Duwur. Setiap ada warga desa Sarimbit yang akan mengaji ke Desa Sendang Duwur, Raden Jinggo akan mencegat dan memaksa agar tidak meneruskan mengajinya. Raden Jinggo justru memaksa warga agar rajin ngalap berkah pada kuburan eyangnya, Mbah Cokroatmojo yang sudah meninggal. Raden Jinggo yakin, Mbah Cokroatmojolah yang selama ini memberikan desa mereka ketentraman dan kekayaan.
            Raden Jinggo yang mengaku sakti setelah melakukan ngalap berkah dan minta kekuatan pada Mbah Cokro menunjukkan banyak kehebatannya. Saat ngalap berkah ia bisa menjadi seperti orang kesurupan, dan dari situ ia bisa menebak kejadian apapun. Banyak warga yang minta nomor pada Raden Jinggo untuk judi. Dan tebakan Raden Jinggo selalu benar hingga banyak yang percaya pada Raden Jinggo. Raden Jinggo berkata, Mbah Cokro memang ampuh dan banyak memberikan petunjuk. Raden Jinggo juga bisa memberikan ilmu kekebalan seperti dirinya yang tahan dari bacokan benda setajam apapun. Banyak yang takjub dengan keskatian yang dimiliki Raden Jinggo. Kini Raden Jinggo dianggap seperti dewa gara-gara Mbah Cokro. Suatu ketika, Yu Tari menghadap pada Raden Jinggo karena anak gadisnya, Sutini belum juga kawin. Ia takut Sutini jadi perawan tua. Raden Jinggo Yu Tari minta agar Raden Jinggo mencarikan jodoh untuk anaknya.
            Raden Jinggo minta agar Sutini dan Yu Tari semedi di kuburan Mbah Cokro tanpa peduli, siang dan malam. Tak lupa memberikan sesaji apapun yang diminta Mbah Cokro, lewat Raden Jinggo. Kata Raden Jinggo Mbah Cokro minta agar Yu Tari menyediakan air dari 7 sumur penduduk yang diambil tanpa ada yang tahu. Yu Tari menyanggupi demi anaknya agar tidak jadi perawan tua. Diam-diam Yu Tari lalu mengambil air dari 7 sumur itu. Namun naas, saat ia mengambil di sumur 7 milik Pak Cipto, warga melihat dan mengira Yu Tari adalah maling. Semua mengepung heboh. Yu Tari nangis-nangis dan menjelaskan pada ia lakukan ini karena petunjuk Raden Jinggo. Warga lalu membawa Yu Tari pada Raden Jinggo. Raden Jinggo berkata benar, apapun petunjuk Raden Jinggo harus dijalankan dengan baik. Yu Tari dinasehati tetangga yang ngaji pada Sunan Sendang Duwur, yaitu Kang Jarwo dan istrinya. Kang Jarwo karena apa yang dilakukan Yu Tari itu bid'ah. Dengan tutur polos Kang Jarwo ngajak Yu Tari dan Sutini ngaji pada Sunan Sendang Duwur saja. Minta petunjuk yang sesuai Al Qur'an agar tidak menambah dosa. Akhirnya Yu Tari diam-diam ikut Kang Jarwo ngaji di padepokan Sunan Sendang Duwur. Sunan Sendang Duwur dengan prihatin menjelaskan semua yang dilakukan Raden Jinggo adalah musrik dan sirik! Sunan Sendang Duwur minta pada Yu Tari untuk bertaubat.
            Sementara itu saat malam Jumat Kliwon saat sepeti biasa warga ngalap berkah bersama Raden Jinggo di kuburan Mbah Cokro, Raden Jinggo mencari Yu Tari yang tidak datang. Salah satu warga bilang, Yu Tari sekarang ngaji Yasinan di padepokan Sunan Sendang Duwur bersama Kang Jarwo dan istrinya. Selama ini Kang Jarwo memang selalu menolak jika ikut ritual ngalap berkah Raden Jinggo. Betapa marahnya Raden Jinggo begitu tahu ada warga yang menolak apa yang ia perintahkan. Suatu hari, ketika Yu Tari, Kang Jarwo dan istrinya akan ke Sendang Duwur, di tengah jalan Raden Jinggo mencegat keduanya. Saat itu, diam-diam anak Sutini melihat kejadian itu. Sambil menangis Sutini menceritakan apa yang terjadi. Betapa sedih dan kagetnya Sunan Sendang Duwur mendengar apa yang terjadi. Sunan Sendang Duwur berkata ia akan mendatangi Raden Jinggo.
            Raden Jinggo sedang di kuburan Mbah Cokro, seperti biasa ia minta berkah pada eyangnya. Tak lupa ia memberikan sesaji semua kesenangan Mbah Cokro semasa hidup. Dari ayam ingkung sampai rokok klembak. Semua warga nampak memberikan sesaji sambil menyampaikan keinginan mereka. Ketika giliran Kang Jarwo dan istrinya diminta maju untuk menyampaikan apa keinginannya, Kang Jarwo menolak. Ia hanya akan minta pada Gusti Allah, bukan pada Mbah Cokro. Dengan marah Raden Jinggo menyuruh anak buahnya menyeret Kang Jarwo dan istrinya. Sampai di luar pekuburan Raden Jinggo bersiap akan memberikan hukuman pada keduanya karena dianggap sudah bersikap tidak hormat pada leluhurnya. Saat Raden Jinggo akan melayangkan pukulan, tiba-tiba ada yang menahannya. Dialah Sunan Sendang Duwur. Betapa kagetnya Raden Jinggo melihat siapa yang datang.
            Dengan bijaksana Sunan Sendang Duwur menasehati Raden Jinggo bahwa apa yang dilakukan oleh Raden Jinggo adalah hal yang sangat salah. Kata Sunan Sendang Duwur, ngalap berkah ke kuburan-kuburan dan meminta-minta kepada orang yang telah mati adalah syirik akbar. Apabila orang tidak bertaubat dari kegiatan ini dan mati dalam keadaan demikian, maka Allah tidak akan mengampuninya, kekal di dalam neraka, Wal'iyadzu billah. Allah berfrrman : "Sesungguhnya Allah tidak mengampuni perbuatan dosa syirik kepada-Nya, dan Allah mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya. (An-Nisa': 48).
            Betapa marahnya Raden Jinggo mendengar nasehat Sunan Sendang Duwur. Apalagi Sunan Sendang Duwur berkata, jangan salahkan jika Allah Murka dan memberi bencana untuk menghapus kemusrikan itu. Raden Jinggo menantang. Jika benar, datangkan bencana saat itu juga. Dengan tenang, Sunan Sendang Duwur mengangkat tangannya. Saat itu juga, muncul angin besar menerjang desa itu. Semua nampak terbang. Suasana nampak kacau. Warga yang sedang melaksanakan ritual ngalap berkah kalang kabut ketakutan. Raden Jinggo juga nampak kebingungan. Tiba-tiba karena angin teramat kuat, Raden Jinggo akhirnya terpental. Raden Jinggo benar-benar ketakutan. Raden Jinggo berkata jika, Sunan Sendang Duwur bisa menghentikan bencana ini, ia berjanji akan mengajak warga bertaubat dan mengaji pada Sunan Sendang Duwur. Raden Jinggo berkata ia masih belum mau mati.
            Tak lama kemudian Sunan Sendang Duwur berdoa. Sunan Sendang Duwur yang memang sudah dikenal sebagai Sunan yang sangat sakti mohon kekuatan pada Allah. Ia lalu menghentakkan Tombak Abirawa miliknya. Tak lama kemudian, angin perlahan redup dan suasana kembali tenang. Namun keadaan sudah porak poranda. Semua sesaji bertebaran ke mana-mana… (Catatan : Sunan Sendang Duwur memang memiliki sebuah senjata sakti yang disebut Tombak Abirawa, dengan panjang sekitar 6 meter. Pusaka berupa tombak itu, diyakini memiliki tuah, yaitu menghilangkan bencana atas seizin Allah SWT). Raden Jinggo yang terluka nampak kesakitan. Sunan berkata cobalah minta pertolongan pada Mbah Cokro agar sakitnya hilang. Raden Jingga tak mampu berbuat apa-apa karena tak mungkin. Sunan lalu minta agar Raden Jinggo bertaubat mohon pertolongan Allah dan menjelaskan bahwa orang yang meninggal itu sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Semua sibuk mempertanggungjawabkan perbuatannya selama di dunia. Jadi mana bisa memberi pertolongan pada keluarganya?
            Akhirnya Raden Jinggo berkata ia memenuhi janjinya. Ia akan mengajak warga mengaji pada Sunan Sendang Duwur. Kini warga desa Sarimbit berbondong-bondong mengaji pada Sunan Sendang Duwur dipimpin oleh Raden Jinggo. Raden Jinggo berkata pada semua jamaahnya, Ojo demen-demen marang dunyo senengo marang sing nggawe donyo. Ojo gething-gething marang donyo sebab nduk jerone dunyo onok sing nggawe donyo. Jangan terlalu senang terhadap dunia senanglah terhadap yang membuat dunia. Jangan terlalu benci terhadap dunia sebab di dalam dunia ada yang membuat dunia. Betapa senangnya hati Sunan Sendang Duwur. Sunan Sendang Duwur pun berfikir untuk membuat masjid yang lebih besar agar bisa lebih banyak menampung Jamaah di Desa Sendang Duwur.

Karena tidak mempunyai kayu, Sunan Drajad menyampaikan masalah ini kepada Sunan Kalijogo yang mengarahkannya pada Ratu Kalinyamat atau Retno Kencono di Mantingan, Jepara, yang saat itu mempunyai masjid. Ratu Kalinyamat merupakan putri Sultan Trenggono dari Kraton Demak Bintoro. Suaminya bernama Raden Thoyib (Sultan Hadlirin Soho) cucu Raden Muchayat, Syech Sultan dari Aceh. Saat diangkat menjadi bupati di Jepara, R. Thoyib tidak lupa bersyiar agama Islam. Sehingga dibangun masjid megah di wilayahnya. Banyak ulama dan kiai saat itu kagum terhadap keindahan dan kemegahan masjid tersebut.
            Setelah itu Sunan Drajat memerintahkan Sunan Sendang Duwur pergi ke Jepara untuk menanyakan masjid tersebut dan akan membelinya dengan sejumlah uang. Tapi apa kata Mbok Rondo Mantingan saat itu. Hai anak bagus, mengertilah, aku tidak akan menjual masjid ini. Tapi suamiku berpesan, siapa saja yang bisa memboyong masjid ini seketika dalam keadaan utuh tanpa bantuan orang lain (dalam satu malam), masjid ini akan saya berikan secara cuma-cuma.
            Mendengar jawaban Mbok Rondo Mantingan, Sunan Sendang Duwur yang masih muda saat itu merasa tertantang. Ia yakin Allah pasti akan membantunya. Sunan Drajad sang sahabat sekaligus gurunya muncul dan semakin menguatkan Sunan Sendang Duwur. Akhirnya ia semakin yakin. Bermalam-malam ia melakukan sholat Hajat. Sebagaimana yang diisyaratkan padanya dan tentunya dengan izin Allah, dalam waktu tidak lebih dari satu malam masjid tersebut berhasil diboyong ke bukit Amitunon, Desa Sendang Duwur.
            Betapa terkejutnya seluruh warga desa melihat kejadian itu. Dengan adanya masjid yang hanya dipindah dalam waktu semalam ternyata justru menimbulkan pro dan kontra. Sebagian mengatakan Sunan Sendang Duwur adalah wali Allah, sebagian merasa itu sihir terbesar yang pernah ada.
            Namun Sunan Sendang Duwur tetap tenang. Saat warga sedang berdebat, ia muncul dan berkata. Tidak ada sihir dalam agama Islam. Tapi ini karena karomah Allah. Jika sihir ia akan melakukan rital. Tapi ini adalah kekuatan doa. Warga masih tak percaya. Sunan Sendang Duwur menunjukkan bahwa Sunan Sendang Duwur tidak minta bantuan siapapun kecuali bantuan Allah SWT. Akhirnya Sunan Sendang Duwur berdiri di hadapan warga. Ia memegang sebuah batu yang sangat keras. Dengan kekuatannya, batu itu perlahan hancur dan menjadi pasir. Tak lama kemudian pasir itu berubah menjadi butiran emas. Semua warga jadi yakin. Sunan Sendang Duwur tidak memakai ritual apapun kecuali doa dan keyakinan pada Allah SWT. Ternyata apa yang dilakukan Sunan itu ada filosofinya. Hati manusia itu kadang seperti batu, tapi bisa dihancurkan dan jadi lembut, dan hati manusia bisa berkilau bila diasah dengan zikrullah dan keyakinan pada Allah. Semua kini makin paham...
            Dari masjid inilah Sunan Sendang Duwur terus melakukan syiar agama Islam. Salah satu ajaran yang masih relevan pada zaman sekarang adalah : "mlakuho dalan kang benar, ilingo wong kang sak burimu" (berjalanlah di jalan yang benar, dan ingatlah pada orang yang ada di belakangmu. Ajaran sunan ini menghimbau pada seseorang agar berjalan di jalan yang benar dan kalau sudah mendapat kenikmatan, jangan lupa sedekah).
Raden Noer Rahmad atau Sunan Sendang Duwur akhirnya wafat pada tahun 1585 M. Bukti ini dapat dilihat pada pahatan yang terdapat di dinding makam beliau. Sunan Sendang Duwur adalah tokoh kharismatik yang pengaruhnya dapat disejajarkan dengan Wali Songo pada saat itu….
 Ini gambar masjid Nur Rahmad Sendang Duwur dan makam sunan sendang duwur






PENGERTIAN SHOLAT

A. Definisi & Pengertian Sholat Fardhu / Wajib Lima Waktu
Shalat secara bahasa berarti berdo’a. dengan kata lain, shalat secara bahasa mempunyai arti mengagungkan. Sedangkan pengertian shalat menurut syara’ adalah ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan tertentu, yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Ucapan di sini adalah bacaan-bacaan al-Qur’an, takbir, tasbih, dan do’a. Sedang yang dimaksud dengan perbuatan adalah gerakan-gerakan dalam shalat misalnya berdiri, ruku’, sujud, duduk, dan gerakan-gerakan lain yang dilakukan dalam shalat.
Sedangkan menurut Hasbi ash-Shiddieqy shalat yaitu beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah, menurut syarat-syarat yang telah ditentukan. Yang dimaksudkan shalat dalam penelitian ini adalah tidak hanya sekedar shalat tanpa adanya penghayatan atau berdampak sama sekali dalam kehidupannya, akan tetapi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah shalat fardlu yang didirikan dengan khusyu’ yakni shalat yang nantinya akan berimplikasi terhadap orang yang melaksanakannya. Pengertian shalat yang dimaksudkan  lebih kepada pengertian shalat menurut Ash Shiddieqy  dari ta’rif shalat yang menggambarkan ruhus shalat (jiwa shalat); yaitu berharap kepada Allah dengan sepenuh jiwa, dengan segala khusyu’ dihadapan-Nya dan berikhlas bagi-Nya serta hadir hati dalam berdzikir, berdo’a dan memuji. Inilah ruh atau jiwa shalat yang benar dan sekali-kali tidak disyari’atkan shalat karena rupanya, tetapi disyari’atkan karena mengingat jiwanya (ruhnya).
Khusyu’ secara bahasa berasal dari kata khasya’a-yakhsya’u-khusyu’an, atau ikhta dan takhasysya’a yang artinya memusatkan penglihatan pada bumi dan memejamkan mata, atau meringankan suara ketika shalat.  Khusyu’ secara bahasa juga bisa diartikan sungguh-sungguh penuh penyerahan dan kebulatan hati; penuh kesadaran hati.  Arti khusyu’ itu lebih dekat dengan khudhu’ yaitu tunduk, dan takhasysyu’ yaitu membuat diri menjadi khusyu’. Khusyu’ ini dapat terjadi baik pada suara, badan maupun penglihatan. Tiga anggota itulah yang menjadi tanda (simbol) kekhusyu’an seseorang dalam shalat.
Khusyu’ menurut istilah syara’ adalah keadaan jiwa yang tenang dan tawadhu’ (rendah hati), yang kemudian pengaruh khusyu’ dihati tadi akan menjadi tampak pada anggota tubuh yang lainnya.  Sedang menurut A. Syafi’i khusyu’ adalah menyengaja, ikhlas dan tunduk lahir dan batin; dengan menyempurnakan keindahan bentuk/sikap lahirnya, serta memenuhinya dengan kehadiran hati, kesadaran dan pengertian (penta’rifan) segala ucapan bentuk/sikap lahir itu.
Jadi secara utuh yang dimaksudkan oleh penyusun dalam judul penelitian ini adalah mengatasi persoalan-persoalan yang berhubungan dengan psikis sehari-hari seperti masalah rumah tangga, perkawinan, lingkungan kerja, sampai masalah pribadi dengan membiasakan shalat yang dilakukan dengan khusyu’.  Dengan kata lain dalam penelitian ini  akan dibahas tema shalat sebagai mediator untuk mengatasi segala permasalahan manusia sehari-hari yang berhubungan dengan psikis, karena shalat merupakan kewajiban peribadatan (formal) yang paling penting dalam sistem keagamaan Islam. Pengertian Shalat
B. Hukum, Tujuan dan Syarat Solat Wajib Fardhu 'Ain
Hukum sholat fardhu lima kali sehari adalah wajib bagi semua orang yang telah dewasa atau akil baligh serta normal tidak gila. Tujuan shalat adalah untuk mencegah perbuatan keji dan munkar.
Untuk melakukan shalat ada syarat-syarat yang harus dipenuhi dulu, yaitu :
1. Beragama Islam
2. Memiliki akal yang waras alias tidak gila atau autis
3. Berusia cukup dewasa
4. Telah sampai dakwah islam kepadanya
5. Bersih dan suci dari najis, haid, nifas, dan lain sebagainya
6. Sadar atau tidak sedang tidur
Syarat sah pelaksanaan sholat adalah sebagai berikut ini :
1. Masuk waktu sholat
2. Menghadap ke kiblat
3. Suci dari najis baik hadas kecil maupun besar
4. Menutup aurat
C. Rukun Shalat
Dalam sholat ada rukun-rukun yang harus kita jalankan, yakni :
1. Niat
2. Posisis berdiri bagi yang mampu
3. Takbiratul ihram
4. Membaca surat al-fatihah
5. Ruku / rukuk yang tumakninah
6. I'tidal yang tuma'ninah
7. Sujud yang tumaninah
8. Duduk di antara dua sujud yang tuma'ninah
9. Sujud kedua yang tuma'ninah
10. Tasyahud
11. Membaca salawat Nabi Muhammad SAW
12. Salam ke kanan lalu ke kiri
D. Yang Membatalkan Aktivitas Sholat Kita
Dalam melaksanakan ibadah salat, sebaiknya kita memperhatikan hal-hal yang mampu membatalkan shalat kita, contohnya seperti :
1. Menjadi hadas / najis baik pada tubuh, pakaian maupun lokasi
2. Berkata-kata kotor
3. Melakukan banyak gerakan di luar sholat bukan darurat

4. Gerakan sholat tidak sesuai rukun shalat dan gerakan yang tidak tuma'ninah.

Rabu, 14 Desember 2016

PERLAWANAN KERAJAAN ISLAM INDONESIA TERHADAP IMPERALISME

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
        Negara-negara Barat seperti Inggris, Perancis, Spanyol, Italia, Rusia dan lain-lain memang mempunyai tehnologi militer dan industri perang yang lebih canggih dibandingkan dengan negara Islam, sehingga mereka tidak segan-segan untuk menyerang dan mengalahkan wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan Islam.
       Dari awal penjajahan Barat yaitu perang salib umat Islam telah kehilangan berbagai daerah yang semula telah dikuasai Islam, yang kemudian jatuh ke tangan orang Kristen, yang sukar untuk dikembalikan kembali. Jadi pada perang salib ini telah terjadi penaklukan dan penyerangan yang dilakukan oleh negara Barat untuk merebut wilayah-wilayah kekuasaan Islam.

                                                                                                         

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kedatangan imperalisme Barat di Indonesia ?
2.      Bagaimana kerajaan islam di Indonesia ketika Belanda datang ?
3.      Apa maksud dan tujuan kedatangan Belanda ?
4.      Bagaimana rakyat terhadap imperalisme Belanda?



BAB II
PEMBAHASAN

A.    KEDATANGAN IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA

              Pada  abad ke 16  mulai terdapat suasana baru di perairan di Indonesia. Selama berabad- abad perairan nusantara hanya dilayari kapal- kapal dari Indonesia dan Asia, seperti Cina, pegu, Gujarat, Benggala, Persia dan Arab. Tetapi sejak abad ke 16 di perairan nusantara muncul pelaut-pelaut dari Eropa. Kemajuan ilmu dan teknik pelayaran dengan mengunakan kapal sampai di perairan Indonesia.
          Orang Portugislah yang mula-mula muncul di Indonesia. Kedatangan mereka ke Indonesia, disebabkan beberapa faktor  yaitu dorongan ekonomi, mereka ingin mendapat keuntungan besar dengan berniaga. Mereka ingin membeli rempah-rempah di Maluku dengan harga rendah dan menjualnya di Eropa dengan harga yang tinggi. Fakto lain yaitu hasrat ingin menyebarkan agama kristen dan melawan orang islam, sejak abad ke-8, kaum muslimin menguasai Jazira Andalusia, dimana terdapat negara Portugis dan Spanyol. Selama itu pula terjadi perang dan pertarungan antara orang kristen dan kaum muslimin, baik di Andalusia, maupun kediaman di Timur  tengah. peperangan itu terkenal dengan Perang Salib.
            Perang agama dan perang ekonomi menjadi satu karna kaum muslimin di Timur Tengah menghalang-halangi masuknya rempah- rempah di Indonesia ke negara-negara yang di anggap musuhnya, pihak kristen dengan dilapori pihak Portugis berusaha mematahkan itu dengan mencarai rute  pelayaran ke Asia dan disana langsung mengadakan konfrontasi terhadapmusuh mereka, para pedagang Islam. Faktor lainya yaitu hasrat berpetualang yang timbul karna sikap hidup yang dinamis. Pelaut-pelaut portugis itu ingin melihat dunia diluar tanah airnya.
Dengan faktor-faktor dorongan tersebut itulah, orang portugis berlayar menyusuri pantai barat Afrika terus keselatan dan melingkari tanjung harapaan  (Cope Town), dan menuju ke India. Disana mereka mendirikan pangkalan, dari sana mereka meneruskan operasinya ke Asia Tenggara.
Pimpinan orang portugis, yaitu Alfono de Abuquerque. Ia mendengar bahwa pusat pandangan di Asia Tenggara adalah Malaka. Di bandar itu bertemu para pedagang dari Cina, India, dan Arab, maupun pedagan para daerah-daerah Indonesia. Pada abad ke-16 perairan Indonesia kedatangan orang eropa lainya yaitu orang Belanda, Inggris, Denmark, dan Prancis. Pelaut-pelaut Belnda dan Inggris secara bergantian tiba di Indonesia dan biasanya pelaut inggris mengikuti jejak belanda. Jika orang belanda menghasilkan loji disuatu tempat, orang-orang segera mengikuti dan mendirikan pula loji di dekatnya. Maksud kedatangan orang belanda da inggris ke tanah air indonesia tidak berbeda dengan  orang Portugis dan Spanyol, yakni ingin memperoleh rempah-rempah dengan murah.
            Setelah dikepalai oleh Gubnur jendral J.P. Coen, maka tujuan mereka makin jelas, yakni menguasai dangangan rempah-rempah di Indonesia, secara sendirian  atau monopoli, dalam upaya melaksanakan monopoli, mereka tidak segan-segan mengunakan kekerasan. Komponi mulai menguasai berbagai wilayah baik secara langsung maupun tidak langsung.
           Sekitar tahun 1618-1619, pihak belanda menyerang pangeran Wijayakrama dan dapat merebut Jayakarta. Diatas runtuhan kota tersebut di bangun sebuah kota baru yang diberi nama Batavia. Banten yang menganggap dirinya berkuasa atas Jayakarta tertentu tidak tinggal diam, sehingga timbulah permusuhan terus- menerus antara Banten dengan Belanda.

B.     KEBERADAAN KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA KETIKA BELANDA DATANG
             Pada bulan April 15995 berlayarlah empat buah kapal menuju kepulauan Melayu dibawah pimpinan Cornelis de Houtman. Kapal itu kecil belum sebesar kapal milik Portugis, tujuan utama perjalanan itu adalah ke Jawa Barat, karena disana tidak ada pengaruh Portugis. Pada bulan Juni 1596, setelah berlayar lebih dari satu tahun, keempat kapal ekpedisi yang di pimpin Cornelis de Houtman tersebut sampailah di pelabuhan Banten. Tujuan mereka adalah hendak mencari rempah-rempah dan berdagang, namun melihat kekayaan bangsa Indonesia yang berlimpah ruah, mereka akhirnya bertujuan menjajah Indonesia.
        Menjelang kedatangan Belanda di Indonesia pada akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17 kerajaan-kerajaan di Indonesia tidak sama. Perbedaan keadaan tersebut bukan hanya berkenan dengan kemajuan politik, tetapi juga dalam proses pengembangan islam di kerajaan-kerajaan tersebut. Misalnya di Sumatra, penduduk sudah memeluk islam sekitar 3 abad, sementara di Maluku dan Sulawesi penyebaran agama islam baru saja berlangsung.
               Pada abad ke-16 Aceh menjadi dominan , terutama karena perdangan muslim menghindar dari Malaka, dan memilih Aceh sebagian pelabuhan translit, Aceh berusaha menarik  pertagangan internasional dan antar kepulauan Nusantara. Bahkan ia menguasai pelabuhan-pelabhan  pengekspor lada, yang ketika itu banyak permintaan. Kemenagan Aceh atas Johor, membuat kerajaan terkhir ini pada tahun 1564 menjadi daerah vassal dari Aceh.
Setelah berhasil menguasai daerah di Sumatra bagian utara, Aceh berusaha menguasai Jambi, pelabuhan mengekspor lada yang banyak yang dihasilkan di daerah-derah  di perdalaman seperti, minangkabu dan yang diangkut lewat sungai Indragiri, Kampar, dan Batanghari. Jambi yang ketika itu sudah islam juga merupakan pelabuhan transito, tempat beras dan bahan-bahan lain di Jawa,  Aceh ketika itu berhasil menguasai perdagangan pantai Barat Sumatra dan mencakup tiku, Pariaman dan Bengkulu.
               Ketika Aceh sedang masa kejayaannya, dibawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Iskandar Muda wafat dalam usia 46 tahun pada 27 desember 1636. Ia digantikan oleh Sultan Iskan Tsani. Sultan ini masih mampu mempertahankan kebesaran Aceh. Akan tetapi setelah ia meniggal dunia, 15 Februari 1641, Aceh secara berturut-turut dipinpin oleh tiga orang wanita selama 59 tahun.pada saat itulah aceh mengalami kemunduran, daerah-daerah di Sumatra yang dulu berada di kekuasaanya mulai memerdekakan diri. Meskipun sudah jauh menurun, Aceh masih bertahan lama menikmati kedaulatanya dari intervensi kekuasaan asing. Padahal kerajaan-kerajaan islam lainya seperti : minangkabu, jambi, Riau, dan palembang.
             Pada tahun 1619, seluruh jawa timur sudah pada kekuasaan mataram, yang ketika itu sudah pada pemerintahan Sultan Agung . pada masa pemerintahan Sultan agung inilah kontak-kontak bersenjata antara kerajaan mataram dengan VOC mulai terjadi. Meskipun ekspansi mataram telah menghancurkan kota-kota pesisir dan mengakibatkan perdagangan setengah menjadi lumpuh, namun sebagai penghasil utama dan pengekspor beras posisi mataram dalam jaringan perdagangan di Nusantara masih berpengaruh.
               Banten  di pantai Jawa Barat muncul sebagai simpul antara lain karna perdagangan ladahnya dan tempat penampungan dari pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur. Disamping itu Banten juga menarik perdagangan lada dari Indrapula, Lampung dan Palembang. Produksi ladanya sendiri sebenarnya kurang berarti, merosotnya perang pelabuhan Jawa Timur akibat politik Mataram dan munculnya Makassar sebagai pusat perdagangan membuat jaringan perdagangan dan rute perlayaran dagang di Indonesia bergeser, jika diawal abad ke-16, rute yang ditempuh oleh Maluku-Jawa-Selat Malaka, maka diakhir abad itu menjadi Maluku – Makassar – Selat sunda.  Sehubungan dengan perubahan tersebut Banten dan Saingannya, sunda kelapa, bertambah strategis.
          Di Sulawesi, pada akhir abad ke-16, pelabuhan makassar berkembang dengan pesat. Letaknya memang strategis, yaitu tempat persingahan ke Maluku, Filiphina, Cina, Patani, Kepulauan Nusa Tenggara dan kepulauan Indonesia bagian Barat.
       Sementara itu Maluku, Banda, Seram, dan Ambon sebagai pangkal atau ujung  perdagangan rempah-rempah menjadi sasaran pedagang barat yang ingin menguasainya dengan politik monopolinya. Ternate dan Tidore dapat terus dan berhasail mengalahkan dominasi total dari portugis dan spanyol namun ia mendapat ancaman dari belanda yang datang kesana.
C.     MAKSUD  DAN TUJUAN  KEDATANGAN  BELANDA
       Tujuan Belanda datang ke Indonesia, pertama adalah untuk mengembangkan usaha perdagangan, yaitu mendapat rempah-rempah yang mahal harganya di Eropa. Persereoan amsterdam mengirim kapal daganganya yang pertama ke Indonesia tahun1595, terdiri dari empat kapal dibawah pimpinan Cornelis  de Houtman, menyusul angakatan kedua tahun 1598 dibawah pimpinan van Nede, van Heemskerck, dan van Warwijck selain dari Amsterdam, juga datang beberapa kapal dari berbagai kapal Belanda. Angkatan ketiga brangkat tahun 1599 dibawah pimpinan  van der Hagen dan angkatan ke empat tahun 1600 dibawah pimpinan Va Neck.
       Melihat dari hasil persereoan  amsterdam itu, banyak persereoan lain berdiri yang juga ingin berdagang dan berlayar ke Indonesia. Pada bulan maret 1602 persereoan itu bergabung dan disahkan oleh Staten General republik dengan piagam yang memberi khusus kepda perseroan gabungan tersebut untuk berdagang, berlayar, dan memegang kekuasaan dikawasan antara nusantara tanjung harapan dan kepulauan salamon, termasuk kepulauan Nusantara. Melihat isi piagam tersebut, jelas bahwa VOC, disamping berdagang dan berlayar juga diberi hak untuk melakukan kegiantan politik dalam rangka menujang usaha perdaganganya.
           Dalam pelayaran VOC sudah mencapai Banten dan selat Bali. Pada pelayaran kedua mereka sampai ke Maluku untuk membeli rempah-rempah. dalam angkatan ketiga mereka sudah terlibat perang melawan portugis  di Ambon, tetapi gagal yang memaksa mereka yang ingin mendirikan banteng tersendiri. Mereka kali ini sudah berhasil membuat kontrak dengan pribumi mengenai jual beli rempah-rempah dalam angkatan keempat mereka berhasil membuka perdagangan dengan Banten, dan ternate tetapi mereka gagal merebut benteng di portugis  di Tidore.
         Pada tahun 1798 VOC dibubarkan dengan saldo  kerugian sebesar 134,7 juta gulden. Sebelum pada 1795 izin operasinya di cabut.kemunduran, kebangkrutan dan dibubarkannya VOC disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain  pembukuan yang curang, pegawai yamg tidak cakap, dan korup, utang besar, dan sistem monopoli serta sistem paksa dalam pengunpulan bahan-bahan/ hasil tanaman penduduk sehingga menimbulkan kemosoratan moril baik para penguasa mapun penduduk yang sangat menderita. Dengan bubarnya VOC pada pergantian abad ke-18 secra resmi indonesia pindah ketangan pemerintah Belanda. Pemerintahan belanda ini berlangsung sampai tahun 1942, dan hanya di interupsi pemerintahan inggris selma beberapa tahun pada 1811-1816. Pada tahun 1830 pemerintah india belanda menjalankan sistem tanam paksa, setelah itu industri di negeri belanda suda berkembang pemerintah menerapkan politik liberal di indonesia. Meskipun dalam politik liberal kepentingan dan hak pribumi mendapatkan perhatian tetapi pada dasar tidak mengalami perubahan. Baru pada tahun1901 belanda menerapkan politik etis dan politik bales budi.

D.    PERLAWANAN RAKYAT TERHADAP IMPERALISME BELANDA
            Perlawanan belanda terhadap bangsa indonesia, mendapat perlawanan segit dari rakyat dan bangsa indonesia  pada umumnya. Mereka mengadakan perlawanan terhadap penjajah belanda, karna bangsa indonesia merasa dijajah dan diperlakukan semena-mena oleh belanda. Perlawanan tersebut tidak bermotif politik kebangsaan, melainkan juga karna motif agama, penjajah belanda disamping ingin menguasai indonesia juga menyebarkan agama mereka, yaitu kristenisasi terhadap penduduk pribumi, akibat rakyat dan bangsa indonesia dihampir semua wilayah mengadakan perlawanan terhadap penjajahan belanda.
           Perlawanan terhadap penjelajahan selalu berkibar dari bangsa indonesia dalam setia waktu. Pada abad ke-17 perlawanan terhadap penjelajahan antara lain dilakukan oleh:
1.Sultan agung Mataram
2. Sultan iskandar muda mahkota Alam aceh
3. Sultan hasanuddin makassar
4. Sultan Ageng Tirtayasa
5. Raja Iskandar Minagkabu
6. Trunojo Madura
7. Kareang Galengsong dari Makassar
8. Untung Surapati Adipati
Disamping itu perlawanan rakyat terhadap penjajahan juga berlangsung terus menerus saling bersikenabungan disatu wilayah dari wilayah lain.perlawanan lain sebagai berikut:
1.      Perang Padri Minangkabau
2.      Perang Diponogoro di Jawa
3.      Perang Aceh
4.      Perang Banjar kalimantan pemberontakan rakyat diceligon banten
5.      Perang jambi.



BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan

        Portugislah yang datang  ke Indonesia, disebabkan beberapa faktor  yaitu dorongan ekonomi, mereka ingin mendapat keuntunga besar dengan berniaga. Mereka ingin membeli rempah-rempah di Maluku dengan harga rendah dan menjualnya di Eropa dengan harga yang tinggi. Faktor lain yaitu hasrat ingin menyebarkan agama kristen dan melawan orang islam dan  Tujuan Belanda datang ke Indonesia adalah untuk mengembangkan usaha perdagangan, yaitu mendapat rempah-rempah yang mahal harganya di Eropa. Serta Perlawanan belanda terhadap bangsa indonesia, mendapat perlawanan segit dari rakyat dan bangsa indonesia  pada umumnya. Mereka mengadakan perlawanan terhadap penjajah belanda, karna bangsa indonesia merasa dijajah dan diperlakukan semena-mena oleh belanda.


DAFTAR PUSTAKA

Gadja Kardiyat Wiharyanto. 1991. Perkembangan Sejarah.Perkembangan Sejarah. Yogyakarta: Sanata Dharma.h Mada.
Samsul Munir Amin. sejarah peradaban Islam Jakarta: HAMZA 2010
Delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/imperialisme-barat-dan-kebangkitan.html


METODOLOGI DAKWAH MELALUI LEMBAGA MASJID

BAB I
PENDAHULUAN
1.      LATAR BELAKANG
Masjid berarti tempat bersujud. Akar kata dari masjid adalah sajada dimana sajada berarti sujud atau tunduk. Kata masjid sendiri berakar dari bahasa Aram(bahasa semitik). Kata masgid (m-s-g-d) ditemukan dalam sebuah inskripsi dari abad ke 5 Sebelum Masehi. Kata masgid (m-s-g-d) ini berarti "tiang suci" atau "tempat sembahan". Kata masjid dalam bahasa Inggris disebut mosque. Kata mosque ini berasal dari kata mezquita dalam bahasa Spanyol. Dan kata mosque kemudian menjadi populer dan dipakai dalam bahasa Inggris secara luas.
Ketika Nabi Muhammad saw tiba di Madinah (622 M. bertepatan pada bulan rabi’ul awal tahun pertama hijriayah), beliau memutuskan untuk membangun sebuah masjid, yang sekarang dikenal dengan nama Masjid Nabawi –atau lebih dikenal masjid Madinah-, yang berarti Masjid Nabi. Masjid Nabawi terletak di pusat Madinah. Masjid Nabawi dibangun di sebuah lapangan yang luas. Di Masjid Nabawi, juga terdapat mimbar yang sering dipakai oleh Nabi Muhammad saw. Masjid Nabawi menjadi jantung kota Madinah saat itu. Masjid ini digunakan untuk kegiatan politik,diskusi, perencanaan kota, menentukan strategi militer, dan untuk mengadakan perjanjian. Bahkan, di area sekitar masjid digunakan sebagai tempat tinggal sementara oleh orang-orang fakir miskin. Saat ini, Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjid al-Aqsa adalah tiga masjid tersuci di dunia. Dengan demikian makalah kami yang berjudul metode dakwah melalui lembaga masjid.

2.      RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian masjid dan fungsinya?
2.      Apa  profil dan struktur pengurus masjid At-Taqwa?
3.      Apa saja kegiatan di masjid At-Taqwa?
4.      Apa kekurangan dan kelebihan metode dakwah yang dikembangkan di masjid At-Taqwa?



                                                               BAB II

                                                      PEMBAHASAN


1.      Pengertian Masjid

Kata masjid berarti tempat sujud, sedangkan sujud itu sendiri merupakan bagian dari ibadah sholat, demikianlah maka masjid maka dipahami rumah ibadah, yakni suatu tempat untuk melaksanakan kegiatan ibadah umat islam, khususnya ibadah mahdoh seperti sholat, tadaru al-qur’an, ibadah sosial, seperti pendidikan, pengajian, dakwah, kesenian, dan sebagainya.[1]
Mesjid adalah rumah tempat ibadah umat Muslim. Masjid artinya tempat sujud, dan mesjid yang berukuran kecil disebut musholla, langgar atau surau. Selain tempat ibadah masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran.
Selain itu mesjid juga merupakan sarana pendidikan Islam karena bagaimanpun Penyelenggaraan pendidikan agama Islam dan perkembangannya tidak terlepas dari jasa besar masjid. Hidup sebagai muslim tidak dapat dipisahkan dari keberadaan masjid, karena beberapa ibadah wajib diantaranya harus dilaksanakan di masjid. Ibadah tersebut juga berarti praktek pendidikan agama Islam yang sudah kita dapat sejak kecil, seperti sholat berjamaah dan sholat jum’at.[2]

2.      Fungsi masjid
        
Fungsi utama masjid adalah tempat sujud kepada Allah SWT, tempat shalat, dan tempat beribadah kepada-Nya. Lima kali sehari semalam umat islam dianjurkan mengunjungi masjid guna melaksanakan shalat berjamaah. Masjid juga merupakan tempat yang paling banyak dikumandakan nama Allah melalui adzan, qamat, tasbih, tahmid, tahlil, istigfar, dan ucapan lain yang dianjurkan dibaca dimasjid sebagai bagian lafaz yang berkaitan dengan pengagungan asma allah.
Salah satu fungsi masjid dalam islam adalah sebagai tempat pendidikan dan pengajaran. Beberapa masjid, terutama masjid yang didanai oleh pemerintah, biasanya menyediakan tempat belajar atau sekolah, yang mengajarkan baik ilmu keislaman maupun ilmu umum. Sekolah ini memiliki tingkatan dari dasar sampai menengah, walaupun ada beberapa sekolah yang menyediakan tingkat tinggi. Beberapa masjid biasanya menyediakan pendidikan paruh waktu, biasanya setelah subuh, maupun pada sore hari. Pendidikan di masjid ditujukan untuk segala usia, dan mencakup seluruh pelajaran, mulai dari keislaman sampai sains. Selain itu, tujuan adanya pendidikan di masjid adalah untuk mendekatkan generasi muda kepada masjid. Pelajaran membaca Qur'an dan bahasa Arab sering sekali dijadikan pelajaran di beberapa negara berpenduduk Muslim di daerah luar Arab, termasuk Indonesia.[3]
Salah satu contoh masjid yang digunakan sebagai sarana pendidikan adalah pada masa khalifah Abbasiyah, dimana masjid digunakan sebagai tempat pertemuan ilmiah bagi para sarjana dan ulama. Selain itu Masjidilharam misalnya, masjid ini selain digunakan sebagai tempat ibadah juga digunakan untuk mendalami ilmu-ilmu agama berbagai madzhab.
Selain itu fungsi masjid adalah:
a.       Masjid merupakan tempat  kaum muslimin beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
b.      Masjid adalah tempat kaum muslimin beri’tikaf, membersihkan diri, menggembleng batin untuk membina kesadaran dan mendapatkan pengalaman batin / keagamaan sehingga selalu terpelihara keseimbangan jiwa dan raga serta keutuhan kepribadian.
c.       Masjid adalah tempat bermusyawarah kaum muslimin guna memecahkan persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat.
d.      Masjid adalah tempat kaum muslimin berkonsultasi, mengajukan kesulitan-kesulitan, meminta bantuan  dan pertolongan
e.       Masjid adalah tempat membina keutuhan ikatan jamaah dan kegotong-royongan di dalam mengwujudkan kesejahteraan masyarakat bersama.
f.       Masjid dengan majelis taklimnya merupakan wahana untuk meningkatkan kecerdasan dan ilmu pegetahuan muslimin.
g.      Masjid adalah tempat pembinaan dan pengembangan kader-kader pimpinan umat.
h.      Masjid tempat mengumpulkan dana, menyimpan, dan membagikanya.
i.        Masjid tempat melaksanakan pengaturan dan supervisi sosial.
Fungsi-fungsi tersebut telah diaktualisasikan dengan kegiatan oprasional yang sejalan dengan program pembangunan. Umat  islam bersyukur bahwa  dalam dekade akhir-akhir ini masjid semakin tumbuh dan berkembang, baik dari segi jumlahnya maupun keindahan arsitekturnya. Hal ini menunjukan adanya peningkatan kehidupan ekonomi umat, peningkatan gairah, dan semaraknya kehidupan, beragama. Fungi masjid yang semacam itu perlu terus dikembangkan dengan pengelolaan yang baik dan teratur, sehingga dari masjid lahir insan-insan muslim yang berkualitas dan masyarakat yang sejahtera. Dari masjid ini diharapkan pula tumbuh kehidupan khairah ummatin, predikat mulia yang diberikan allah kepada umat islam. Allah SWT berfirman:
 “kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, untuk menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari mungkar, serta beriman kepada Allah’’( Ali Imran: 110)[4]

3.      Profil Masjid
Masjid At-Taqwa terletak di RW III kelurahan beringin kecamatan Ngaliyan Kota Semarang. Awalnya masjid ini hanya sebuah mushola kecil yang berdiri tahun 1987, tapi pada tahun 2001 mulai diperbaiki dan kembangkan menjadi masjid atas usul-usul pengurus-pengurus dan disetujui oleh masyarakat yang tinggal disekitar masjid.
Masjid ini diberi nama At-Taqwa yang mempunyai arti supaya orang-orang yang beribadah di masjid at- Taqwa atau masyarakat yang tinggal disekitar masjid menjadi orang yang selalu bertaqwa, beriman, dan taat kepada Allah.
Visi masjid At-Taqwa mensejahterakan masyarakat dan Misinya mengembangkan dakwah.
Adapun tujuan dari masjid At-Taqwa adalah terciptanya individu yang bertaqwa  kepada Allah, mengembangkan bakat dan menambah pengetahuan serta wawasan. Dan terciptanya kondisi kehidupan kemasyarakatan yang baik untuk kejayaan islam dan umat islam.[5]

4.      STRUKTUR ORGANISASI

Sebagai suatu organisasi masjid At-Taqwa mempunyai susunan pengurus organisasi dalam mengembangkan dakwah, berikut ini pengurus masjid At-Taqwa:
Pembina                                       : K.H. Ahmad Fadhil
Ketua                                            : H. Sholikan
Sekertaris                                      : Masrur
Bendahara                                     : H. Emita Jaya
Seksi-seksi
Seksi ibadah                                   : H. Taslim Sholihan
Seksi pendidikan                            : Saiful Anam
Seksi saran dan prasarana               : Hammid

Tugas dari masing-masing pengurus yang ada di Masjid At-Taqwa:
1.      Pembina : mengarahkan, membina melaksanakan rencana-rencana yang bersifat oprasional, bersama-sama denga pengurus lainya menetukan rencana yang bersifat strategis.
2.      Ketua : mengorganisir jalanya kepengurusan Masjid At-Tqwa, melaksanakan rencana-rencana yang bersifat oprasional, bersama-sama dengan pengurus Masjid At-Taqwa.
3.      Sekertaris: membantu mengkordinir dan melaksanakan hubungan dengan keseketariatan masjid.  
4.      Bendahara : mengenai masalah administrasi keungan dan membawahi bagian dana usaha yang mencari donatur Masjid.
5.      Seksi ibadah: mengatur jadwal imam sholat baik sholat fardhu maupun sholat jum’atan
6.      Seksi pendidikan: bertanggung terhadap seluruh masalah yang berkaitan dengan pengajian, diantaranya mengatur dan mejalankan kurikulum yang sudah disepakati bersama-sama untuk menetukan jadwal pengajian, atau secara global menjaga kelangsungan proses belajar mengajar.
7.      Seksi sarana dan prasarana: mengatur, mengawasi, membersihkan, menjaga, memperbaiki, selurh sarana dan prasarana yang berada dilingkup masjid.
5.      Metode dakwah yang dikembangkan di masjid At-Taqwa
a.       Kegiatan harian
Setiap hari dimasjid At-Taqwa dilakukan sholat berjamaah lima waktu
b.      Kegiatan mingguan
Pengajian rutin hari ahad pagi yang beranggotakan jamaah bapak-bapak, ibu-ibu dan remaja yang berda dilingkungan masjid At-Taqwa denga materi tafsir Al-Qur’an, fiqih, dan masalah ibadah.
Pengajian ibu-ibu pada hari jum’at sore, dengan materi yang bergam
c.       Pengajian rutin dua minggu sekali
Dilaksanakan khusus untuk bapak-bapak yang diisi bacaan surat yasin, tahlil, dan ceramah agama.
Pengajian imrasat (ikatan remaja masjid At-Taqwa) setiap malam senin dengan kegiatan mauladan atau berjajenan.
d.      Kegiatan tahunan
1.      Kegiatn menyambut bulan ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
2.      Kegiatan menyambut Hari Raya Qurban
3.      Kegiatan menyambut tahun baru hijriah 1 Muharram
4.      Kegiatan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW
5.      Kegiatan Ira’Mi’raj
6.      Kegaitan memperingati 17 Agustus dan acara Kartinian yang diadakan imrasat
6.      Analisis kekuragan dan kelebihan metode dakwah yang dikembangkan di Masjid
a.       Analisi kekurangan dari metode dakwa di masjid
Masjid tiak luput dari berbagai kekurangan, baik menyangkut pengurus, kegiatan, maupun berkenaan dengan jamaah. Jika saja kekurangan ini dibiarkan berlarut-larut, kemajuan dan kemakmuran bisa terhambat. Fungsi masjid menjadi tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga keberadaanya masjid tak berbeda dengan bangunan biasa.[6]
Ø  Pengurus tertutup
Pengurus masjid dipilih oleh jamaah dan dari jamaah secara demokratis. Mereka dianggap (tepatnya: diperkirakan) maupun mengemban amanah jamaah. Yakni melaksanakan tugas dengan baik dan membuat laporan pertanggung jawaban kerja secara berkala. Lantaran harapan tak selalu sama dengan kenyataan, jamaah saja dapat salah pilih. Muncullah pengurus yang tidak aktif, atau yang bersiafat keluarga sentris, atau yang menarapkan corak kepemimpinan yang tertutup dalam hal program kegiatan masjid dan keungan.
Ø  Jamaah pasif
Jamaah yang pasif juga salah satu faktor penghambat kemajuan dan kemakmuran masjid. Pembangunan masjid akan sangat bersendat-sendat apabila jamaahnya enggan turun tangan, berkeberatan, mengeluarkan sebagian kecil rezkinya untuk sumbangan, atau malas menghadiri kegiatan-kegiatan yang direncanakan oleh pihak pengelolah masjid. Tanpa dukungan aktif dari jamaah disekitar, tentu saja berlebihan mendambakan hasil yang berarti dari masjid.
Ø   Berpihak pada satu golongan atau paham
Pengurus masjid yang melaksanakan tugas pembangunan atau kegiatan pelaksanaan ibadah memihak satu golongan atau paham akan mengkitbatkan jamaah itu pasif. Menolak sikap / paham golongan yang kebetulan tidak sehaluan, disamping tidak memperlihatkan jiwa besar, juga akan menjadikan kegiatan masjid kehilangan gairah
Ø   Kegiatan kurang
Mengfungsikan masjid secara semata-mata sebagai tempat ibadah shalat jum’at otomatis menisbitkan inisiatif untuk menggelorakan kegiatan-kegiatan lain. Masjid hanya ramai sekali dalam satu minggu. Diluar jadwal itu barangkali hanya musafir yang datang untuk shalat dan beristirahat.  Masjid seperti ini namanya tetap masjid tapi sungguh jauh dari status maju apalagi makmur. Masjid nganggur semacam ini memelurkan suntikan program agar ia lebih berfungsi.[7]

b.      Kelebihan metode dakwah yang dikembangkan dimasjid
Ø Sebagai tempat bermusyawarah
Dalam musyawarah  antara pengurus dan jamaah masjid perlu senantiasa dilakukan seminggu sekali atau satu bulan sekali. Wahana musyawarah ini tentu dapat dimanfaatkan dalam menghadapi dan mengatasi problematika masjid ataupun adanya mau diadakan rangkain acara kegiatan-kegiatan dalam masjid. Agar berbagai kegiatan dalam masjid berjalan dengan lancar dan tanpa ada problematika dalam masjid.
Ø Keterbukaan dan menjalin sliaturrahim sesama muslim
Menerapkan keterbukaan dalam mengelolah masjid sama pentingnya dengan musyawarah. Keterbukaan bukan saja akan menumbuhkan kepercayaan jamaah terhadap pengurus, melainkan juga akan mendorong terlaksananya kegiatan dengan baik dan dengan kerja sama yang elok anatara pengurus dan jamaah, baik dalam melaksanakan berbagai kegiatan maupun dalam mengatasi berbagai problematika masjid.
Keterbukaan tidak akan tercipta apabila pengurus bersifat tertutup. Oleh karena itu pengurus masjid harus bersifat terbuka dan memilki keterbukaan. Denagn begini mereka mempunyai keterbukaan untuk menggerakkan jamaahnya. Jamaah pun akan merasa ikhlas menyumbangkan pemikiran, senang turut melaksanakan berbagagai kegiatan, dan terlibat dalam mengatasi problematika masjid.
Ø  Mempunyai sifat gotong royong atau kerja sama
Hubungan dan kerja sama pengurus dengan jamaah saat diperlakukan dalam mengatasi berbagai problematika masjid. Tanpa kerja sama, masalah tetap tinggal masalah. Dalam kasus masjid mengalami kerusakan berat, misalnya, tak banyak yang dapat dikerjakan tanpa adanya bantuan dan peran serta jamaah. Kerjasama juga dapat meringankan pengurus dalam melaksanakan berbagai kegiatan masjid.
Syarat untuk memelihara keterbukaan adalah suasana demokratis atau musyawarah. Pengurus dan jamaah yang memiliki rasa tanggung jawab yang besar serta menyadari tanggung jawab mereka sebagai muslim yang diperintahkan Allah SWT agar memakmurkan masjid, tentu tidak tinggal diam ketika masjid dililit masalah. Mereka dituntut senantiasa aktif dan serius menghadapi dan mengatasinya.  [8]




                        BAB III
                      PENUTUP 

1.      KESIMPULAN
Mesjid adalah rumah tempat ibadah umat Muslim. Masjid artinya tempat sujud, dan mesjid yang berukuran kecil disebut musholla, langgar atau surau. Selain tempat ibadah masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran.
fungsi masjid dalam islam adalah sebagai tempat pendidikan dan pengajaran. Beberapa masjid, terutama masjid yang didanai oleh pemerintah, biasanya menyediakan tempat belajar atau sekolah, yang mengajarkan baik ilmu keislaman maupun ilmu umum.  Dan masjid juga tempat untuk bermusyawarah, keterbukaan sesama muslim, dan gotong royong atau menjalin kerjasama.

2.      PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami paparkan mohon maaf bila banyak kesalahan dalam penulisan, tata letak maupun penyampain. Karena disini kami masih belajar dan masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mohon kritik dan sarannya agar dapat menjadi acuhan kami untuk perbaiki, semoga bermanfaat untuk semua amin.



DAFTAR PUSTAKA

Ayub E. Muhammad, DKK. Manajemen Masjid, (Jakarta: Gema Insani Press 1999)
Gazalba Sidi, Masjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Pustaka
Antara, 1971)
Natsir Muhammad, Keputusan dan Rekomendasi Muktamar Risalah Masjid
se Dunia di Makkah,  (Jakarta, Perwakilan Rabitah Alam Islami, 1359)
Sarwono Ahmad, Masjid Jantung Masyarakat, (Yogyakarta: Izzan Pustaka, 2003)
Sutarmadi Ahmad, Manajemen Masjid Kontemporer, (Jakarta: Media Bangsa 2012)      





[1] Muhammad E.Ayub, DKK. Manajemen Masjid, (Jakarta: Gema Insani Press 1999) hal 2
[2]  Ahmad Sutardi, Manajemen Masjid Kontemporer, (Jakarta: Media Bangsa 2012) hal 12

[3]  Sidi Gazalba, Masjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Pustaka
Antara, 1971) hal 33
[4]  Muhammad Natsir, Keputusan dan Rekomendasi Muktamar Risalah Masjid
se Dunia di Makkah,  (Jakarta, Perwakilan Rabitah Alam Islami, 1359) hal 55
[5] Sarwono Ahmad, Masjid Jantung Masyarakat, (Yogyakarta: Izzan Pustaka, 2003) hal 23
[6] Muhammad Ayub. E, DKK. Manajemen Masjid, (Jakarta: Gema Insani Press 1999) hal 35
[7]  Sidi Gazalba, Masjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Pustaka
Antara, 1971) hal 32
[8] Ahmad Sarwono, Masjid Jantung Masyarakat, (Yogyakarta: Izzan Pustaka, 2003) hal 66