Rabu, 14 Desember 2016

PERLAWANAN KERAJAAN ISLAM INDONESIA TERHADAP IMPERALISME

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
        Negara-negara Barat seperti Inggris, Perancis, Spanyol, Italia, Rusia dan lain-lain memang mempunyai tehnologi militer dan industri perang yang lebih canggih dibandingkan dengan negara Islam, sehingga mereka tidak segan-segan untuk menyerang dan mengalahkan wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan Islam.
       Dari awal penjajahan Barat yaitu perang salib umat Islam telah kehilangan berbagai daerah yang semula telah dikuasai Islam, yang kemudian jatuh ke tangan orang Kristen, yang sukar untuk dikembalikan kembali. Jadi pada perang salib ini telah terjadi penaklukan dan penyerangan yang dilakukan oleh negara Barat untuk merebut wilayah-wilayah kekuasaan Islam.

                                                                                                         

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kedatangan imperalisme Barat di Indonesia ?
2.      Bagaimana kerajaan islam di Indonesia ketika Belanda datang ?
3.      Apa maksud dan tujuan kedatangan Belanda ?
4.      Bagaimana rakyat terhadap imperalisme Belanda?



BAB II
PEMBAHASAN

A.    KEDATANGAN IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA

              Pada  abad ke 16  mulai terdapat suasana baru di perairan di Indonesia. Selama berabad- abad perairan nusantara hanya dilayari kapal- kapal dari Indonesia dan Asia, seperti Cina, pegu, Gujarat, Benggala, Persia dan Arab. Tetapi sejak abad ke 16 di perairan nusantara muncul pelaut-pelaut dari Eropa. Kemajuan ilmu dan teknik pelayaran dengan mengunakan kapal sampai di perairan Indonesia.
          Orang Portugislah yang mula-mula muncul di Indonesia. Kedatangan mereka ke Indonesia, disebabkan beberapa faktor  yaitu dorongan ekonomi, mereka ingin mendapat keuntungan besar dengan berniaga. Mereka ingin membeli rempah-rempah di Maluku dengan harga rendah dan menjualnya di Eropa dengan harga yang tinggi. Fakto lain yaitu hasrat ingin menyebarkan agama kristen dan melawan orang islam, sejak abad ke-8, kaum muslimin menguasai Jazira Andalusia, dimana terdapat negara Portugis dan Spanyol. Selama itu pula terjadi perang dan pertarungan antara orang kristen dan kaum muslimin, baik di Andalusia, maupun kediaman di Timur  tengah. peperangan itu terkenal dengan Perang Salib.
            Perang agama dan perang ekonomi menjadi satu karna kaum muslimin di Timur Tengah menghalang-halangi masuknya rempah- rempah di Indonesia ke negara-negara yang di anggap musuhnya, pihak kristen dengan dilapori pihak Portugis berusaha mematahkan itu dengan mencarai rute  pelayaran ke Asia dan disana langsung mengadakan konfrontasi terhadapmusuh mereka, para pedagang Islam. Faktor lainya yaitu hasrat berpetualang yang timbul karna sikap hidup yang dinamis. Pelaut-pelaut portugis itu ingin melihat dunia diluar tanah airnya.
Dengan faktor-faktor dorongan tersebut itulah, orang portugis berlayar menyusuri pantai barat Afrika terus keselatan dan melingkari tanjung harapaan  (Cope Town), dan menuju ke India. Disana mereka mendirikan pangkalan, dari sana mereka meneruskan operasinya ke Asia Tenggara.
Pimpinan orang portugis, yaitu Alfono de Abuquerque. Ia mendengar bahwa pusat pandangan di Asia Tenggara adalah Malaka. Di bandar itu bertemu para pedagang dari Cina, India, dan Arab, maupun pedagan para daerah-daerah Indonesia. Pada abad ke-16 perairan Indonesia kedatangan orang eropa lainya yaitu orang Belanda, Inggris, Denmark, dan Prancis. Pelaut-pelaut Belnda dan Inggris secara bergantian tiba di Indonesia dan biasanya pelaut inggris mengikuti jejak belanda. Jika orang belanda menghasilkan loji disuatu tempat, orang-orang segera mengikuti dan mendirikan pula loji di dekatnya. Maksud kedatangan orang belanda da inggris ke tanah air indonesia tidak berbeda dengan  orang Portugis dan Spanyol, yakni ingin memperoleh rempah-rempah dengan murah.
            Setelah dikepalai oleh Gubnur jendral J.P. Coen, maka tujuan mereka makin jelas, yakni menguasai dangangan rempah-rempah di Indonesia, secara sendirian  atau monopoli, dalam upaya melaksanakan monopoli, mereka tidak segan-segan mengunakan kekerasan. Komponi mulai menguasai berbagai wilayah baik secara langsung maupun tidak langsung.
           Sekitar tahun 1618-1619, pihak belanda menyerang pangeran Wijayakrama dan dapat merebut Jayakarta. Diatas runtuhan kota tersebut di bangun sebuah kota baru yang diberi nama Batavia. Banten yang menganggap dirinya berkuasa atas Jayakarta tertentu tidak tinggal diam, sehingga timbulah permusuhan terus- menerus antara Banten dengan Belanda.

B.     KEBERADAAN KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA KETIKA BELANDA DATANG
             Pada bulan April 15995 berlayarlah empat buah kapal menuju kepulauan Melayu dibawah pimpinan Cornelis de Houtman. Kapal itu kecil belum sebesar kapal milik Portugis, tujuan utama perjalanan itu adalah ke Jawa Barat, karena disana tidak ada pengaruh Portugis. Pada bulan Juni 1596, setelah berlayar lebih dari satu tahun, keempat kapal ekpedisi yang di pimpin Cornelis de Houtman tersebut sampailah di pelabuhan Banten. Tujuan mereka adalah hendak mencari rempah-rempah dan berdagang, namun melihat kekayaan bangsa Indonesia yang berlimpah ruah, mereka akhirnya bertujuan menjajah Indonesia.
        Menjelang kedatangan Belanda di Indonesia pada akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17 kerajaan-kerajaan di Indonesia tidak sama. Perbedaan keadaan tersebut bukan hanya berkenan dengan kemajuan politik, tetapi juga dalam proses pengembangan islam di kerajaan-kerajaan tersebut. Misalnya di Sumatra, penduduk sudah memeluk islam sekitar 3 abad, sementara di Maluku dan Sulawesi penyebaran agama islam baru saja berlangsung.
               Pada abad ke-16 Aceh menjadi dominan , terutama karena perdangan muslim menghindar dari Malaka, dan memilih Aceh sebagian pelabuhan translit, Aceh berusaha menarik  pertagangan internasional dan antar kepulauan Nusantara. Bahkan ia menguasai pelabuhan-pelabhan  pengekspor lada, yang ketika itu banyak permintaan. Kemenagan Aceh atas Johor, membuat kerajaan terkhir ini pada tahun 1564 menjadi daerah vassal dari Aceh.
Setelah berhasil menguasai daerah di Sumatra bagian utara, Aceh berusaha menguasai Jambi, pelabuhan mengekspor lada yang banyak yang dihasilkan di daerah-derah  di perdalaman seperti, minangkabu dan yang diangkut lewat sungai Indragiri, Kampar, dan Batanghari. Jambi yang ketika itu sudah islam juga merupakan pelabuhan transito, tempat beras dan bahan-bahan lain di Jawa,  Aceh ketika itu berhasil menguasai perdagangan pantai Barat Sumatra dan mencakup tiku, Pariaman dan Bengkulu.
               Ketika Aceh sedang masa kejayaannya, dibawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Iskandar Muda wafat dalam usia 46 tahun pada 27 desember 1636. Ia digantikan oleh Sultan Iskan Tsani. Sultan ini masih mampu mempertahankan kebesaran Aceh. Akan tetapi setelah ia meniggal dunia, 15 Februari 1641, Aceh secara berturut-turut dipinpin oleh tiga orang wanita selama 59 tahun.pada saat itulah aceh mengalami kemunduran, daerah-daerah di Sumatra yang dulu berada di kekuasaanya mulai memerdekakan diri. Meskipun sudah jauh menurun, Aceh masih bertahan lama menikmati kedaulatanya dari intervensi kekuasaan asing. Padahal kerajaan-kerajaan islam lainya seperti : minangkabu, jambi, Riau, dan palembang.
             Pada tahun 1619, seluruh jawa timur sudah pada kekuasaan mataram, yang ketika itu sudah pada pemerintahan Sultan Agung . pada masa pemerintahan Sultan agung inilah kontak-kontak bersenjata antara kerajaan mataram dengan VOC mulai terjadi. Meskipun ekspansi mataram telah menghancurkan kota-kota pesisir dan mengakibatkan perdagangan setengah menjadi lumpuh, namun sebagai penghasil utama dan pengekspor beras posisi mataram dalam jaringan perdagangan di Nusantara masih berpengaruh.
               Banten  di pantai Jawa Barat muncul sebagai simpul antara lain karna perdagangan ladahnya dan tempat penampungan dari pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur. Disamping itu Banten juga menarik perdagangan lada dari Indrapula, Lampung dan Palembang. Produksi ladanya sendiri sebenarnya kurang berarti, merosotnya perang pelabuhan Jawa Timur akibat politik Mataram dan munculnya Makassar sebagai pusat perdagangan membuat jaringan perdagangan dan rute perlayaran dagang di Indonesia bergeser, jika diawal abad ke-16, rute yang ditempuh oleh Maluku-Jawa-Selat Malaka, maka diakhir abad itu menjadi Maluku – Makassar – Selat sunda.  Sehubungan dengan perubahan tersebut Banten dan Saingannya, sunda kelapa, bertambah strategis.
          Di Sulawesi, pada akhir abad ke-16, pelabuhan makassar berkembang dengan pesat. Letaknya memang strategis, yaitu tempat persingahan ke Maluku, Filiphina, Cina, Patani, Kepulauan Nusa Tenggara dan kepulauan Indonesia bagian Barat.
       Sementara itu Maluku, Banda, Seram, dan Ambon sebagai pangkal atau ujung  perdagangan rempah-rempah menjadi sasaran pedagang barat yang ingin menguasainya dengan politik monopolinya. Ternate dan Tidore dapat terus dan berhasail mengalahkan dominasi total dari portugis dan spanyol namun ia mendapat ancaman dari belanda yang datang kesana.
C.     MAKSUD  DAN TUJUAN  KEDATANGAN  BELANDA
       Tujuan Belanda datang ke Indonesia, pertama adalah untuk mengembangkan usaha perdagangan, yaitu mendapat rempah-rempah yang mahal harganya di Eropa. Persereoan amsterdam mengirim kapal daganganya yang pertama ke Indonesia tahun1595, terdiri dari empat kapal dibawah pimpinan Cornelis  de Houtman, menyusul angakatan kedua tahun 1598 dibawah pimpinan van Nede, van Heemskerck, dan van Warwijck selain dari Amsterdam, juga datang beberapa kapal dari berbagai kapal Belanda. Angkatan ketiga brangkat tahun 1599 dibawah pimpinan  van der Hagen dan angkatan ke empat tahun 1600 dibawah pimpinan Va Neck.
       Melihat dari hasil persereoan  amsterdam itu, banyak persereoan lain berdiri yang juga ingin berdagang dan berlayar ke Indonesia. Pada bulan maret 1602 persereoan itu bergabung dan disahkan oleh Staten General republik dengan piagam yang memberi khusus kepda perseroan gabungan tersebut untuk berdagang, berlayar, dan memegang kekuasaan dikawasan antara nusantara tanjung harapan dan kepulauan salamon, termasuk kepulauan Nusantara. Melihat isi piagam tersebut, jelas bahwa VOC, disamping berdagang dan berlayar juga diberi hak untuk melakukan kegiantan politik dalam rangka menujang usaha perdaganganya.
           Dalam pelayaran VOC sudah mencapai Banten dan selat Bali. Pada pelayaran kedua mereka sampai ke Maluku untuk membeli rempah-rempah. dalam angkatan ketiga mereka sudah terlibat perang melawan portugis  di Ambon, tetapi gagal yang memaksa mereka yang ingin mendirikan banteng tersendiri. Mereka kali ini sudah berhasil membuat kontrak dengan pribumi mengenai jual beli rempah-rempah dalam angkatan keempat mereka berhasil membuka perdagangan dengan Banten, dan ternate tetapi mereka gagal merebut benteng di portugis  di Tidore.
         Pada tahun 1798 VOC dibubarkan dengan saldo  kerugian sebesar 134,7 juta gulden. Sebelum pada 1795 izin operasinya di cabut.kemunduran, kebangkrutan dan dibubarkannya VOC disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain  pembukuan yang curang, pegawai yamg tidak cakap, dan korup, utang besar, dan sistem monopoli serta sistem paksa dalam pengunpulan bahan-bahan/ hasil tanaman penduduk sehingga menimbulkan kemosoratan moril baik para penguasa mapun penduduk yang sangat menderita. Dengan bubarnya VOC pada pergantian abad ke-18 secra resmi indonesia pindah ketangan pemerintah Belanda. Pemerintahan belanda ini berlangsung sampai tahun 1942, dan hanya di interupsi pemerintahan inggris selma beberapa tahun pada 1811-1816. Pada tahun 1830 pemerintah india belanda menjalankan sistem tanam paksa, setelah itu industri di negeri belanda suda berkembang pemerintah menerapkan politik liberal di indonesia. Meskipun dalam politik liberal kepentingan dan hak pribumi mendapatkan perhatian tetapi pada dasar tidak mengalami perubahan. Baru pada tahun1901 belanda menerapkan politik etis dan politik bales budi.

D.    PERLAWANAN RAKYAT TERHADAP IMPERALISME BELANDA
            Perlawanan belanda terhadap bangsa indonesia, mendapat perlawanan segit dari rakyat dan bangsa indonesia  pada umumnya. Mereka mengadakan perlawanan terhadap penjajah belanda, karna bangsa indonesia merasa dijajah dan diperlakukan semena-mena oleh belanda. Perlawanan tersebut tidak bermotif politik kebangsaan, melainkan juga karna motif agama, penjajah belanda disamping ingin menguasai indonesia juga menyebarkan agama mereka, yaitu kristenisasi terhadap penduduk pribumi, akibat rakyat dan bangsa indonesia dihampir semua wilayah mengadakan perlawanan terhadap penjajahan belanda.
           Perlawanan terhadap penjelajahan selalu berkibar dari bangsa indonesia dalam setia waktu. Pada abad ke-17 perlawanan terhadap penjelajahan antara lain dilakukan oleh:
1.Sultan agung Mataram
2. Sultan iskandar muda mahkota Alam aceh
3. Sultan hasanuddin makassar
4. Sultan Ageng Tirtayasa
5. Raja Iskandar Minagkabu
6. Trunojo Madura
7. Kareang Galengsong dari Makassar
8. Untung Surapati Adipati
Disamping itu perlawanan rakyat terhadap penjajahan juga berlangsung terus menerus saling bersikenabungan disatu wilayah dari wilayah lain.perlawanan lain sebagai berikut:
1.      Perang Padri Minangkabau
2.      Perang Diponogoro di Jawa
3.      Perang Aceh
4.      Perang Banjar kalimantan pemberontakan rakyat diceligon banten
5.      Perang jambi.



BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan

        Portugislah yang datang  ke Indonesia, disebabkan beberapa faktor  yaitu dorongan ekonomi, mereka ingin mendapat keuntunga besar dengan berniaga. Mereka ingin membeli rempah-rempah di Maluku dengan harga rendah dan menjualnya di Eropa dengan harga yang tinggi. Faktor lain yaitu hasrat ingin menyebarkan agama kristen dan melawan orang islam dan  Tujuan Belanda datang ke Indonesia adalah untuk mengembangkan usaha perdagangan, yaitu mendapat rempah-rempah yang mahal harganya di Eropa. Serta Perlawanan belanda terhadap bangsa indonesia, mendapat perlawanan segit dari rakyat dan bangsa indonesia  pada umumnya. Mereka mengadakan perlawanan terhadap penjajah belanda, karna bangsa indonesia merasa dijajah dan diperlakukan semena-mena oleh belanda.


DAFTAR PUSTAKA

Gadja Kardiyat Wiharyanto. 1991. Perkembangan Sejarah.Perkembangan Sejarah. Yogyakarta: Sanata Dharma.h Mada.
Samsul Munir Amin. sejarah peradaban Islam Jakarta: HAMZA 2010
Delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/imperialisme-barat-dan-kebangkitan.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar