BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Negara-negara
Barat seperti Inggris, Perancis, Spanyol, Italia, Rusia dan lain-lain memang
mempunyai tehnologi militer dan industri perang yang lebih canggih dibandingkan
dengan negara Islam, sehingga mereka tidak segan-segan untuk menyerang dan
mengalahkan wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan Islam.
Dari
awal penjajahan Barat yaitu perang salib umat Islam telah kehilangan berbagai
daerah yang semula telah dikuasai Islam, yang kemudian jatuh ke tangan orang
Kristen, yang sukar untuk dikembalikan kembali. Jadi pada perang salib ini
telah terjadi penaklukan dan penyerangan yang dilakukan oleh negara Barat untuk
merebut wilayah-wilayah kekuasaan Islam.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana kedatangan imperalisme Barat di
Indonesia ?
2.
Bagaimana kerajaan islam di Indonesia ketika
Belanda datang ?
3.
Apa maksud dan tujuan kedatangan Belanda ?
4.
Bagaimana rakyat terhadap imperalisme Belanda?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
KEDATANGAN
IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA
Pada abad ke 16
mulai terdapat suasana baru di perairan di Indonesia. Selama berabad- abad
perairan nusantara hanya dilayari kapal- kapal dari Indonesia dan Asia, seperti
Cina, pegu, Gujarat, Benggala, Persia dan Arab. Tetapi sejak abad ke 16 di
perairan nusantara muncul pelaut-pelaut dari Eropa. Kemajuan ilmu dan teknik
pelayaran dengan mengunakan kapal sampai di perairan Indonesia.
Orang Portugislah yang mula-mula muncul di
Indonesia. Kedatangan mereka ke Indonesia, disebabkan beberapa faktor yaitu dorongan ekonomi, mereka ingin mendapat
keuntungan besar dengan berniaga. Mereka ingin membeli rempah-rempah di Maluku
dengan harga rendah dan menjualnya di Eropa dengan harga yang tinggi. Fakto
lain yaitu hasrat ingin menyebarkan agama kristen dan melawan orang islam,
sejak abad ke-8, kaum muslimin menguasai Jazira Andalusia, dimana terdapat
negara Portugis dan Spanyol. Selama itu pula terjadi perang dan pertarungan
antara orang kristen dan kaum muslimin, baik di Andalusia, maupun kediaman di
Timur tengah. peperangan itu terkenal
dengan Perang Salib.
Perang agama dan perang ekonomi
menjadi satu karna kaum muslimin di Timur Tengah menghalang-halangi masuknya
rempah- rempah di Indonesia ke negara-negara yang di anggap musuhnya, pihak
kristen dengan dilapori pihak Portugis berusaha mematahkan itu dengan mencarai
rute pelayaran ke Asia dan disana
langsung mengadakan konfrontasi terhadapmusuh mereka, para pedagang Islam.
Faktor lainya yaitu hasrat berpetualang yang timbul karna sikap hidup yang
dinamis. Pelaut-pelaut portugis itu ingin melihat dunia diluar tanah airnya.
Dengan faktor-faktor dorongan
tersebut itulah, orang portugis berlayar menyusuri pantai barat Afrika terus
keselatan dan melingkari tanjung harapaan
(Cope Town), dan menuju ke India. Disana mereka mendirikan pangkalan,
dari sana mereka meneruskan operasinya ke Asia Tenggara.
Pimpinan orang portugis, yaitu
Alfono de Abuquerque. Ia mendengar bahwa pusat pandangan di Asia Tenggara
adalah Malaka. Di bandar itu bertemu para pedagang dari Cina, India, dan Arab,
maupun pedagan para daerah-daerah Indonesia. Pada abad ke-16 perairan Indonesia
kedatangan orang eropa lainya yaitu orang Belanda, Inggris, Denmark, dan
Prancis. Pelaut-pelaut Belnda dan Inggris secara bergantian tiba di Indonesia
dan biasanya pelaut inggris mengikuti jejak belanda. Jika orang belanda menghasilkan
loji disuatu tempat, orang-orang segera mengikuti dan mendirikan pula loji di
dekatnya. Maksud kedatangan orang belanda da inggris ke tanah air indonesia tidak
berbeda dengan orang Portugis dan Spanyol,
yakni ingin memperoleh rempah-rempah dengan murah.
Setelah dikepalai oleh Gubnur
jendral J.P. Coen, maka tujuan mereka makin jelas, yakni menguasai dangangan
rempah-rempah di Indonesia, secara sendirian
atau monopoli, dalam upaya melaksanakan monopoli, mereka tidak segan-segan
mengunakan kekerasan. Komponi mulai menguasai berbagai wilayah baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Sekitar tahun 1618-1619, pihak
belanda menyerang pangeran Wijayakrama dan dapat merebut Jayakarta. Diatas
runtuhan kota tersebut di bangun sebuah kota baru yang diberi nama Batavia.
Banten yang menganggap dirinya berkuasa atas Jayakarta tertentu tidak tinggal
diam, sehingga timbulah permusuhan terus- menerus antara Banten dengan Belanda.
B.
KEBERADAAN
KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA KETIKA BELANDA DATANG
Pada bulan April
15995 berlayarlah empat buah kapal menuju kepulauan Melayu dibawah pimpinan Cornelis
de Houtman. Kapal itu kecil belum sebesar kapal milik Portugis, tujuan utama
perjalanan itu adalah ke Jawa Barat, karena disana tidak ada pengaruh Portugis.
Pada bulan Juni 1596, setelah berlayar lebih dari satu tahun, keempat kapal
ekpedisi yang di pimpin Cornelis de Houtman tersebut sampailah di pelabuhan
Banten. Tujuan mereka adalah hendak mencari rempah-rempah dan berdagang, namun
melihat kekayaan bangsa Indonesia yang berlimpah ruah, mereka akhirnya
bertujuan menjajah Indonesia.
Menjelang kedatangan Belanda di
Indonesia pada akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17 kerajaan-kerajaan di
Indonesia tidak sama. Perbedaan keadaan tersebut bukan hanya berkenan dengan
kemajuan politik, tetapi juga dalam proses pengembangan islam di
kerajaan-kerajaan tersebut. Misalnya di Sumatra, penduduk sudah memeluk islam
sekitar 3 abad, sementara di Maluku dan Sulawesi penyebaran agama islam baru
saja berlangsung.
Pada abad
ke-16 Aceh menjadi dominan , terutama karena perdangan muslim menghindar dari
Malaka, dan memilih Aceh sebagian pelabuhan translit, Aceh berusaha
menarik pertagangan internasional dan
antar kepulauan Nusantara. Bahkan ia menguasai pelabuhan-pelabhan pengekspor lada, yang ketika itu banyak
permintaan. Kemenagan Aceh atas Johor, membuat kerajaan terkhir ini pada tahun
1564 menjadi daerah vassal dari Aceh.
Setelah berhasil menguasai daerah di Sumatra bagian utara, Aceh
berusaha menguasai Jambi, pelabuhan mengekspor lada yang banyak yang dihasilkan
di daerah-derah di perdalaman seperti,
minangkabu dan yang diangkut lewat sungai Indragiri, Kampar, dan Batanghari.
Jambi yang ketika itu sudah islam juga merupakan pelabuhan transito, tempat
beras dan bahan-bahan lain di Jawa, Aceh
ketika itu berhasil menguasai perdagangan pantai Barat Sumatra dan mencakup
tiku, Pariaman dan Bengkulu.
Ketika Aceh
sedang masa kejayaannya, dibawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Iskandar
Muda wafat dalam usia 46 tahun pada 27 desember 1636. Ia digantikan oleh Sultan
Iskan Tsani. Sultan ini masih mampu mempertahankan kebesaran Aceh. Akan tetapi
setelah ia meniggal dunia, 15 Februari 1641, Aceh secara berturut-turut
dipinpin oleh tiga orang wanita selama 59 tahun.pada saat itulah aceh mengalami
kemunduran, daerah-daerah di Sumatra yang dulu berada di kekuasaanya mulai
memerdekakan diri. Meskipun sudah jauh menurun, Aceh masih bertahan lama
menikmati kedaulatanya dari intervensi kekuasaan asing. Padahal
kerajaan-kerajaan islam lainya seperti : minangkabu, jambi, Riau, dan
palembang.
Pada tahun 1619,
seluruh jawa timur sudah pada kekuasaan mataram, yang ketika itu sudah pada
pemerintahan Sultan Agung . pada masa pemerintahan Sultan agung inilah
kontak-kontak bersenjata antara kerajaan mataram dengan VOC mulai terjadi.
Meskipun ekspansi mataram telah menghancurkan kota-kota pesisir dan
mengakibatkan perdagangan setengah menjadi lumpuh, namun sebagai penghasil
utama dan pengekspor beras posisi mataram dalam jaringan perdagangan di
Nusantara masih berpengaruh.
Banten di pantai Jawa Barat muncul sebagai simpul
antara lain karna perdagangan ladahnya dan tempat penampungan dari pesisir Jawa
Tengah dan Jawa Timur. Disamping itu Banten juga menarik perdagangan lada dari
Indrapula, Lampung dan Palembang. Produksi ladanya sendiri sebenarnya kurang
berarti, merosotnya perang pelabuhan Jawa Timur akibat politik Mataram dan
munculnya Makassar sebagai pusat perdagangan membuat jaringan perdagangan dan
rute perlayaran dagang di Indonesia bergeser, jika diawal abad ke-16, rute yang
ditempuh oleh Maluku-Jawa-Selat Malaka, maka diakhir abad itu menjadi Maluku –
Makassar – Selat sunda. Sehubungan
dengan perubahan tersebut Banten dan Saingannya, sunda kelapa, bertambah
strategis.
Di Sulawesi, pada
akhir abad ke-16, pelabuhan makassar berkembang dengan pesat. Letaknya memang
strategis, yaitu tempat persingahan ke Maluku, Filiphina, Cina, Patani,
Kepulauan Nusa Tenggara dan kepulauan Indonesia bagian Barat.
Sementara itu Maluku,
Banda, Seram, dan Ambon sebagai pangkal atau ujung perdagangan rempah-rempah menjadi sasaran
pedagang barat yang ingin menguasainya dengan politik monopolinya. Ternate dan
Tidore dapat terus dan berhasail mengalahkan dominasi total dari portugis dan
spanyol namun ia mendapat ancaman dari belanda yang datang kesana.
C.
MAKSUD
DAN TUJUAN KEDATANGAN BELANDA
Tujuan Belanda datang
ke Indonesia, pertama adalah untuk mengembangkan usaha perdagangan, yaitu
mendapat rempah-rempah yang mahal harganya di Eropa. Persereoan amsterdam
mengirim kapal daganganya yang pertama ke Indonesia tahun1595, terdiri dari
empat kapal dibawah pimpinan Cornelis de
Houtman, menyusul angakatan kedua tahun 1598 dibawah pimpinan van Nede, van
Heemskerck, dan van Warwijck selain dari Amsterdam, juga datang beberapa kapal
dari berbagai kapal Belanda. Angkatan ketiga brangkat tahun 1599 dibawah
pimpinan van der Hagen dan angkatan ke
empat tahun 1600 dibawah pimpinan Va Neck.
Melihat dari hasil
persereoan amsterdam itu, banyak
persereoan lain berdiri yang juga ingin berdagang dan berlayar ke Indonesia.
Pada bulan maret 1602 persereoan itu bergabung dan disahkan oleh Staten General
republik dengan piagam yang memberi khusus kepda perseroan gabungan tersebut
untuk berdagang, berlayar, dan memegang kekuasaan dikawasan antara nusantara
tanjung harapan dan kepulauan salamon, termasuk kepulauan Nusantara. Melihat
isi piagam tersebut, jelas bahwa VOC, disamping berdagang dan berlayar juga
diberi hak untuk melakukan kegiantan politik dalam rangka menujang usaha
perdaganganya.
Dalam pelayaran
VOC sudah mencapai Banten dan selat Bali. Pada pelayaran kedua mereka sampai ke
Maluku untuk membeli rempah-rempah. dalam angkatan ketiga mereka sudah terlibat
perang melawan portugis di Ambon, tetapi
gagal yang memaksa mereka yang ingin mendirikan banteng tersendiri. Mereka kali
ini sudah berhasil membuat kontrak dengan pribumi mengenai jual beli
rempah-rempah dalam angkatan keempat mereka berhasil membuka perdagangan dengan
Banten, dan ternate tetapi mereka gagal merebut benteng di portugis di Tidore.
Pada tahun 1798 VOC
dibubarkan dengan saldo kerugian sebesar
134,7 juta gulden. Sebelum pada 1795 izin operasinya di cabut.kemunduran,
kebangkrutan dan dibubarkannya VOC disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain pembukuan yang curang, pegawai yamg
tidak cakap, dan korup, utang besar, dan sistem monopoli serta sistem paksa
dalam pengunpulan bahan-bahan/ hasil tanaman penduduk sehingga menimbulkan
kemosoratan moril baik para penguasa mapun penduduk yang sangat menderita.
Dengan bubarnya VOC pada pergantian abad ke-18 secra resmi indonesia pindah
ketangan pemerintah Belanda. Pemerintahan belanda ini berlangsung sampai tahun
1942, dan hanya di interupsi pemerintahan inggris selma beberapa tahun pada
1811-1816. Pada tahun 1830 pemerintah india belanda menjalankan sistem tanam
paksa, setelah itu industri di negeri belanda suda berkembang pemerintah
menerapkan politik liberal di indonesia. Meskipun dalam politik liberal
kepentingan dan hak pribumi mendapatkan perhatian tetapi pada dasar tidak
mengalami perubahan. Baru pada tahun1901 belanda menerapkan politik etis dan
politik bales budi.
D.
PERLAWANAN
RAKYAT TERHADAP IMPERALISME BELANDA
Perlawanan
belanda terhadap bangsa indonesia, mendapat perlawanan segit dari rakyat dan
bangsa indonesia pada umumnya. Mereka
mengadakan perlawanan terhadap penjajah belanda, karna bangsa indonesia merasa
dijajah dan diperlakukan semena-mena oleh belanda. Perlawanan tersebut tidak
bermotif politik kebangsaan, melainkan juga karna motif agama, penjajah belanda
disamping ingin menguasai indonesia juga menyebarkan agama mereka, yaitu
kristenisasi terhadap penduduk pribumi, akibat rakyat dan bangsa indonesia
dihampir semua wilayah mengadakan perlawanan terhadap penjajahan belanda.
Perlawanan terhadap penjelajahan
selalu berkibar dari bangsa indonesia dalam setia waktu. Pada abad ke-17
perlawanan terhadap penjelajahan antara lain dilakukan oleh:
1.Sultan agung Mataram
2. Sultan iskandar muda mahkota Alam aceh
3. Sultan hasanuddin makassar
4. Sultan Ageng Tirtayasa
5. Raja Iskandar Minagkabu
6. Trunojo Madura
7. Kareang Galengsong dari Makassar
8. Untung Surapati Adipati
Disamping itu perlawanan rakyat terhadap penjajahan juga
berlangsung terus menerus saling bersikenabungan disatu wilayah dari wilayah
lain.perlawanan lain sebagai berikut:
1.
Perang
Padri Minangkabau
2.
Perang
Diponogoro di Jawa
3.
Perang
Aceh
4.
Perang
Banjar kalimantan pemberontakan rakyat diceligon banten
5.
Perang
jambi.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Portugislah yang
datang ke Indonesia, disebabkan beberapa
faktor yaitu dorongan ekonomi, mereka
ingin mendapat keuntunga besar dengan berniaga. Mereka ingin membeli rempah-rempah
di Maluku dengan harga rendah dan menjualnya di Eropa dengan harga yang tinggi.
Faktor lain yaitu hasrat ingin menyebarkan agama kristen dan melawan orang
islam dan Tujuan Belanda datang ke
Indonesia adalah untuk mengembangkan usaha perdagangan, yaitu mendapat
rempah-rempah yang mahal harganya di Eropa. Serta Perlawanan belanda terhadap
bangsa indonesia, mendapat perlawanan segit dari rakyat dan bangsa
indonesia pada umumnya. Mereka
mengadakan perlawanan terhadap penjajah belanda, karna bangsa indonesia merasa
dijajah dan diperlakukan semena-mena oleh belanda.
DAFTAR PUSTAKA
Gadja
Kardiyat Wiharyanto. 1991. Perkembangan
Sejarah.Perkembangan Sejarah. Yogyakarta: Sanata Dharma.h Mada.
Samsul Munir Amin. sejarah peradaban Islam Jakarta: HAMZA
2010
Delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/imperialisme-barat-dan-kebangkitan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar